Tak ada kata patuh tertulis di sampul buku, sedikt saja merona warna memandu gambar atas isinya, terkadang ada senyum disusun usia yang mulai pikun, karena telah hingar bingar atas riuh suara didengar, sadar tak sadar.
Dan betapa ceria rona wajah belia, menyusun banyak rasa dengan berkata-kata meski tak risih telah mencuri kalimat-kalimat orang tua, yang dituakan ilmunya, bukan kukuh beraku-aku pada gambaran yang telah lalu, gambar suram yang terabai disaku kanan.
Sadar gemulai dunia malam, anggun memapah rembulan, menuju peraduan, membiarkan huruf-huruf kecilku menyendiri, termenung disudut peraduan sunyi, mencari-cari apa yang belum sempat didapati, ketika rebah dialam mimpi yang dilalui.
Kini bintang mulai sembunyi, dilepaskan haru melambai pada jiwa yang merindu, meninggalkanku meninggalkanmu tanpa sempat berucap adakah esok ada janji kembali bertemu.
Terang tenang terangkat jemari tangan, setelah menari temani malam, menyambut pendar sapa sang fajar, diufuk timur cahayanya mula berujar, membawa seikat pikat mengahapus pekat didapat, melambai pada do'a-do'a pinta sang hamba atas Tuhannya.
Crb, 08 Mart'2015
Bila Bintang Telah Memapah Rindu
Tisna Barbatully
Bila Bintang Telah Memapah Rindu
Tisna Barbatully
No comments:
Post a Comment