Wednesday, 26 November 2014

~ MENANTI ~

~ MENANTI ~
Menanti kejujuran berbaur keresahan
Harapkan kepastian mengapai impiam
Hanya itu yang dapatku lakukan
Semoga damai ini jadi kenyataan
Kuberlari tuk lepaskan segala lelah
Akankah indah hari mendatang
Nikmat kedamaian yang amat kudambakan
Masihkah tetap menjadi impian
Kini kuberpijak di persimpangan
Tanpa arah yang pasti kujelang
Tak pernah kumengerti erti sebuah kedamaian
Yang pernah engkau janjikan
Akankah kunikmati dalam hidup ini
Bila taburan janji yang belum di ungkapkan
Masihkah ada sinar yang menyinari perjalananku
Kumencuba lupakan segala resahku
Padamkan kisah tuk hari-hari yang datang
Kusuara dalam sebuah puisi bernada sedih
Suasana bermelodi pilu
Seiring nada-nada kesedihan
Terpaksa kunikmati walau pedih menyelimutiku
Jeritan batin ini seakan menemaniku
Hari berlalu resah menantiku
Mentari pagi bersinar gelisah
Engkau timbunkan dedaunan yang layu
Dedaun yang layu berguguran di pangkuan
Awan yang hitam tenggelam dalam dakapan
Resahku menanti bagai badai yang berlalu
Sampai bilakah kuharus menanti
Tiap malam kusendiri menikmati hari
Menanti datangnya hari yang engkau janjikan
Setiaku menunggumu walau penuh derita
Air mata ini menjadi saksi gelisah
Berguguran jatuh menjadi debu
Bilakah akan engkau pulangkan rinduku
Terlalu lama menanti di sudut sepi
Terlalu lama begini tanpa secebis rasa
Tak usah engkau berharap lagi
Rasa itu mungkin akan pergi
Cubalah engkau pergi dari rasa itu
Cubalah engkau tuk lupakan kenangan itu
Adakah sedikit rasa tuk berbagi
Jika engkau berharap semua tak berubah
Sehingga semua ini terjadi
Walaupon engkau bagaikan bunga idaman
Yang tumbuh di taman hatiku
Semerbak yang sering tenangkan diriku
Dari segala gundah dan resahku
Bayangmu lintasi mimpi indahku
Riak senyummu sedarkanku dari angan
Kumasih menanti di sini
Walau kepastian itu dalam keraguan
Dirimu yang kini seakan menjauhku
Akanku pastikan engkau akan kembali
Agar tiada sia semua ini
Menunggumu sampai saatnya tiba
~kala hati berbisik~

No comments:

Post a Comment