~ Gugurnya Kuntum-Kuntum Cinta..Berselerak Rapuhnya Kasih ~
Di sudut diri yang memunggah rentetan lara cinta
hadir di kala direntap pilu sayu saat kasih beralih
meredah denai yang merimbun sayup gugur jua
bila rindu merindu tanpa utusan kata berbisik
disapa hamparan lesu dan semu
hadir di kala direntap pilu sayu saat kasih beralih
meredah denai yang merimbun sayup gugur jua
bila rindu merindu tanpa utusan kata berbisik
disapa hamparan lesu dan semu
di mana dan seterusnya liku-liku berduri menusuk
tajamnya menikam gugusan puncak cinta diutus
merekah nian di pohon likur yang kini kering jua
tanpa sedikit titisan membasahi kelopak kasih
ratapan nurani berlegar sayup
tajamnya menikam gugusan puncak cinta diutus
merekah nian di pohon likur yang kini kering jua
tanpa sedikit titisan membasahi kelopak kasih
ratapan nurani berlegar sayup
beriring sekudus doa menadah gemersik merindu
angsana perkasihan merungkai tiap-tiap memori
kini tersadai hampa di ketika digelangi terluka
germis mulai mengocak belaian sukma layu
pesona ini terhumban di penghujung sepi
angsana perkasihan merungkai tiap-tiap memori
kini tersadai hampa di ketika digelangi terluka
germis mulai mengocak belaian sukma layu
pesona ini terhumban di penghujung sepi
di sukma suram berbalam hamis luka menghiris
yang hanya bertemankan unggas malam sunyi
melangkah, meredahi unggun kerinduan asa
aksara cinta pun berlalu di pusaran abadi
kasih ini dipegun detik kesiangan
yang hanya bertemankan unggas malam sunyi
melangkah, meredahi unggun kerinduan asa
aksara cinta pun berlalu di pusaran abadi
kasih ini dipegun detik kesiangan
wada'ah suci, serinya tiang cinta mendakap resah
pilu dirasa di segenap ruang yang tersayat pedih
di sisi rembulan kubersimpuh, menyulam rindu
bertamulah duhai bintang hiasilah cahaya ini
kubermohon biarpun hanya sementara
pilu dirasa di segenap ruang yang tersayat pedih
di sisi rembulan kubersimpuh, menyulam rindu
bertamulah duhai bintang hiasilah cahaya ini
kubermohon biarpun hanya sementara
mencurah kasih dalam nyanyian memori sepi lagi
berarak awan rindu mendung jua yang tiba di hati
dimamah hujan airmata bersulam sendu hibaku
hingga tiada lagi teriakan tangisan di kalbu
kekeringan dipalit nestapa
berarak awan rindu mendung jua yang tiba di hati
dimamah hujan airmata bersulam sendu hibaku
hingga tiada lagi teriakan tangisan di kalbu
kekeringan dipalit nestapa
jendela kerinduan acapkali menggamit di sanubari
memekik dalam kelongsong jiwa kesendirian lagi
di serbu, di bidas oleh renjisan-renjisan menguji
masihkah, bisakah lagi mengusung lafaz cinta
dirgahayu rebah, meronta lelah
memekik dalam kelongsong jiwa kesendirian lagi
di serbu, di bidas oleh renjisan-renjisan menguji
masihkah, bisakah lagi mengusung lafaz cinta
dirgahayu rebah, meronta lelah
di titik bermulanya sayap cinta melakar aksaraku
tiada terhenti gemuruh rindu yang mengundang
dibelai, dipetik, dihias dengan mewangi kasturi
mengharap kemuncak kasih bersemi teguh
namun runtuh jua di persada lamunan
tiada terhenti gemuruh rindu yang mengundang
dibelai, dipetik, dihias dengan mewangi kasturi
mengharap kemuncak kasih bersemi teguh
namun runtuh jua di persada lamunan
mengertilah kini, lambungan cinta kini diduga jua
nirwana kasih di riba afsun kini tiada lagi seri
merundung duka alpa resah di muara rindu
saat gerhana meluncur di permukaan lara
terbiar dalam rengkuhan bisu
nirwana kasih di riba afsun kini tiada lagi seri
merundung duka alpa resah di muara rindu
saat gerhana meluncur di permukaan lara
terbiar dalam rengkuhan bisu
namun di bahu rindu mencari gemilang percintaan
walau hanya jejak-jejak kasih masih di diari asa
syauqiyah ini terenjat dalam indahnya berkasih
disirami embunan merindu mewarnai tejaku
biarpun hembusannya seketika cuma
walau hanya jejak-jejak kasih masih di diari asa
syauqiyah ini terenjat dalam indahnya berkasih
disirami embunan merindu mewarnai tejaku
biarpun hembusannya seketika cuma
rawan cinta, elergi sepi melerai gerimis kesyahduan
dalam lukisan tinta fatamorgana kasih bersilih jua
di pangkuan jiwa naluri menyusuri rindu azzah ini
melingkar di pepohonan azimat perkasihan satu
hamparan keikhlasan percintaan sejati diusik
tetaplah di pusara keabadian nur kasih...
dalam lukisan tinta fatamorgana kasih bersilih jua
di pangkuan jiwa naluri menyusuri rindu azzah ini
melingkar di pepohonan azimat perkasihan satu
hamparan keikhlasan percintaan sejati diusik
tetaplah di pusara keabadian nur kasih...
'Gugurnya Kuntuman-Kuntuman Cinta..Berselerak Rapuhnya Kasih'...hanya genggaman setia rindu abadi di jiwa...
No comments:
Post a Comment